MITIGASI LAHAN KRITIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JENEBERANG BAGIAN HULU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Keywords:
Lahan Kritis, Batas Air, Sistem Informasi Geografis, Penggunaan LahanAbstract
Analisis mitigasi dapat dilakukan dengan menerapkan Sistem Informasi Geografis. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk melihat kondisi geospasial DAS Jeneberang melalui citra penginderaan jauh. 2) Menentukan jumlah titik perlintasan lahan kritis di DAS Jeneberang melalui citra penginderaan jauh dan 3) Merumuskan upaya mitigasi lahan kritis di DAS Jeneberang. Penelitian ini menggunakan metode yang mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan No. P.4/V-SET/2013, yaitu metode overlapping, scoring dan pembobotan setiap parameter. Parameter yang digunakan dalam metode ini adalah tutupan lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, dan pengelolaan. Sedangkan rumusan mitigasi mengacu pada perbaikan parameter penyebab lahan kritis dengan teknik konservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis sangat memudahkan pengelolaan data dan analisis kondisi lahan kritis di DAS Jeneberang Hulu. Terdapat 3 kelas lahan yang dikategorikan sebagai lahan kritis yaitu kritis sedang, kritis dan sangat kritis dengan luas total 58.662,65 ha atau sekitar 94,14%. Sedangkan lahan yang tergolong tidak kritis berupa lahan potensial kritis dan tidak kritis seluas 3.652,99 ha atau 5,86%. Rumusan mitigasi kekritisan lahan tidak terlepas dari teknik konservasi tanah dan air dengan menggabungkan metode mekanis, kimia dan vegetatif dengan pendekatan sosial ekonomi masyarakat untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.