KETAHANAN KALUS EMBRIO KEDELAI (Glycine max L) TERHADAP TEKANAN SALINITAS (NaCl) SECARA IN VITRO

Authors

  • Maulana Wulandari Universitas Muslim Indonesia
  • Abdullah Universitas Muslim Indonesia
  • Netty Universitas Muslim Indonesia

Keywords:

BAP, 2,4-D, embrio kedelai, kalus, salinitas, in vitro

Abstract

Pengembangan tanaman kedelai daya adaptif terhadap salinitas tinggi dapat dilakukan melalui pendekatan bioteknologi (kultur jaringan). Sifat daya adaptif tanaman kedelai dapat dilakukan melalui induksi keragaman somaklonal dengan pemberian tekanan seleksi hingga batas toleransinya. induksi keragaman somaklonal secara in vitro sangat ditentukan oleh daya regenerasi jaringan yang digunakan sebagai sumber eksplan. Keragaman somaklonal dapat diseleksi dan dikembangkan untuk menghasilkan tanaman baru yang lebih adaptif terhadap kondisi salinitas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi media kultur untuk regenerasi kalus embrio kedelai dan menganalisa daya toleran terhadap cekaman salinitas (NaCl) secara In Vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur jaringan Bio-sains dan Bioteknologi Reproduksi Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian ini terdiri dari dua tahap menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola. Tahap I: studi media daya regenerasi eksplan kedelai secara in vitro dalam media MS dengan perlakuan zat pengatur tumbuh BAP yang terdiri dari empat taraf 0,0 ppm, 1,0 ppm, 1,5 ppm dan 2,0 ppm) dan 2,4-D (8 ppm, 10 ppm, 12 ppm dan 14 ppm). Parameter pengamatan waktu pembentukan kalus (hst), eksplan membentuk kalus (%), berat basah kalus (g), struktur dan warna kalus. Tahap II: daya toleransi kalus kedelai terhadap cekaman salinitas dalam media mengandung NaCl (0,0%, 0,5%, 1,0%, 1,5% dan 2,0%). Parameter pengamatan jumlah kalus hidup, berat basah kalus (g) dan ketahanan kalus. Hasil penelitian menunjukkan media dasar regenerasi kalus embrio kedelai dapat ditambahkan 1,0 ppm BAP dan 8 ppm 2,4-D yang menghasilkan berat basah kalus tertinggi. Tingkat ketahanan kalus dalam kategori toleran pada media NaCl 0,5% dan pada media NaCl 1,0% dalam kategori tahan. Lebih Lanjut, konsentrasi NaCl yang tinggi dapat menyebabkan pencoklatan dan nekrosis pada konsentrasi 1,5%.

Published

2022-05-24